Gadis Perawan SMA

CeritaSexHot | Wanda namanya. Posturnya mungil, wajahnya cantik imut-imut, kulitnya putih bersih tubuhnya wangi selalu,
rambut ikal panjang sebahu, selalu diikat ekor kuda. Penampilannya modis sekali, seragam sekolah yang
dikenakannya selalu berukuran ketat, rok seragam abu-abunya berpotongan sejengkal diatas lutut sehingga
pahanya yang putih mulus itu terlihat, ukuran roknyapun ketat sekali membuat pantatnya yang sekal terlihat menonjol.

Cerita Sex hot Gadis Perawan SMA

Garis celana dalamnya pun terlihat jelas melintang menghiasi lekuk pantatnya, dan kaos kaki putih selalu
menutupi betisnya yang putih mulus itu. Di sekolah ini aku tidaklah sendirian, aku bekerja dengan
sahabatku bernama Tono seorang residivis kambuhan. Usianya tidak begitu jauh denganku yaitu 36 th,
perawakannya tinggi besar rambut panjang dan kumal. Berdua sengaja hidup berpindah-pindah . Kami bukanlah
pekerja tetap di sekolah ini, hanya mendapat order untuk mengerjakan pengecatan kusen-kusen pintu kelas
disekolah ini. Kami tidak dibayar mahal namun kami bebas untuk tinggal dilingkungan sekolah ini. Maklum
kami adalah perantau yang hidup nomaden.Diantara gadis-gadis tadi, ada salah seorang yang paling
menonjol. Aku sangatlah hafal dengannya.

Dia cantik, lincah dan aktif dalam kegiatan sekolah, sehingga aku sering melihat dia mondar-mandir di
sekolahan iniTidak bisa kupungkiri lagi aku tengah tertarik kepadanya. Namun perasaan kepada Wanda lebih
didominasi oleh nafsu birahi semata. Gairahku memuncak apabila aku memandangi atau berpapasan dengannya
disaat aku tengah bekerja di sekolah ini. Ingin aku segera meyetubuhinya. Banyak sudah pelacur-pelacur
kunikmati akan tetapi belum pernah aku nikmati gadis perawan muda yang cantik dan sexy seperti Wanda ini.
Aku ingin mendapatkan rasa itu dengan Wanda. Informasi kukumpulkan dari orang-orang disekolah itu, dari
penjaga sekolah, dari tukang parkir, dari karyawan sekolah. Dari mereka aku mengetahui nama gadis itu.
Dan dari orang-orang itupun aku tahu bahwa Wanda adalah siswi kelas 3 SMA, umurnya18 tahun. Beberapa saat
yang lalu dia merayakan hari ulang tahunnya yang ke-18 di kantin sekolah bersama teman-temannya sekelas.

Dia termasuk siswi yang berprestasi, aktif dalam kegiatan paduan suara dan paskibra disekolah ini. Dan
info terakhir yang kudapat , dia ternyata adalah salah seorang finalis foto model yang diselenggarakan
oleh sebuah majalah remaja putri terkenal dan bulan depan dia akan mengikuti seleksi tahap akhir. Sore
ini saat sekolah telah sepi.Seorang dari gadis anggota paduan suara itu tengah merintih-rintih
dihadapanku. Dia adalah gadis yang terakhir kalinya tertinggal didalam sekolah ini, yang barusan sedang
asyik bercanda dengan temannya melalui HP, sementara yang lain telah meninggalkan halaman sekolah.
Beberapa detik yang lalu, pergulatan yang tidak seimbang aku telah berhasil meringkusnya dengan mudah,
kedua tangannya kuikat dengan kencang kebelakang punggungnya.

Mulutnya kusumpal dengan kain kumal. Setelah itu kuseret tubuhnya ke bangsal olahraga yang berada di
bagian belakang bangunan sekolah ini. Gadis itu adalah Wanda , si cantik sang primadona sekolah ini yang
telah lama kuincar. Aku sangat hafal dengan kebiasaannya menunggu jemputan supirnya dikala selesai
latihan sore dan si sopir selalu terlambat datang setengah jam dari jam bubaran latihan. Sehingga dia
paling akhir meninggalkan halaman sekolah. Kini dia meringkuk dihadapanku, dengan tangisannya yang
terbungkam kain gombal yang kusumpal di mulutnya. Sepertinya dia memohon-mohon sesuatu padaku tetapi apa
peduliku, air matanya nampak mengalir deras membasahi wajahnya yang cantik itu. Sesekali nampak dia
meronta-ronta mencoba melepaskan ikatan tali tambang yang mengikat erat di kedua tangannya, namun sia-sia
saja, aku telah mengikat erat dengan berbagai simpul.

Posisinya kini menungging dihadapanku, tangisannya kian lama kian memilukan, aku menyadari sepenuhnya
bahwa dia kini tengah berada dalam rasa keputusasaan dan ketakutan yang teramat sangat. Kunyalakan
sebatang rokok dan menikmati isapan demi isapan rokok sambil kutatap tajam dan kupandangi tubuh gadis
cantik itu, indah nian tubuhnya, kulitnya putih bersih, pantatnya sekal berisi. Kunikmati rintihan dan
tangisan Wanda si cantik yang tengah dilanda ketakutan itu, bagai seseorang yang tengah menikmati alunan
musik didalam ruangan sepi. Suara tangisnya yang teredam itu memecahkan kesunyian bangsal olahraga
sekolah yang telah renta termakan usia ini. Sesekali dia meronta-ronta mencoba melepaskan tali ikatan
yang mengikat kedua tangannya itu. Lama kelamaan badannya mulai melemah, isak tangisnya tidak sekeras
tadi dan sekarang dia sudah tidak lagi meronta, mungkin tenaganya telah habis setelah sekian lamanya
menangis meraung-raung dengan mulutnya yang tersumbat.

Sepertinya didalam hati dia menyesali, kenapa Heru supirnya selalu terlambat menjemputnya, kenapa tadi
tidak menumpang Desy sahabat karibnya yang tadi mengajaknya pulang bareng, kenapa tidak langsung keluar
dari lingkungan sekolah disaat latihan usai, kenapa malah asyik melalui HP bercanda dengan Fifi
sahabatnya. semua terlambat untuk disesali pikirnya, dan saat ini sesuatu yang mengerikan akan terjadi
pada wanda “Beres Yon”, pintu pagar depan sudah gue tutup dan gembok?, terdengar suara dari seseorang
yang tengah memasuki bangsal. Ternyata Tono dengan langkah agak gontai dia menutup pintu bangsal yang
mulai gelap ini. ?OK?sip, gue udah beresin ini anak, tinggal kita pake aja??, ujarku kepada Tono sambil
tersenyum. Kebetulan malam ini Pak Parijan sang penjaga sekolah dan keluarganya yang tinggal di dalam
lingkungan sekolah ini sedang pulang kampung, baru besok lusa mereka kembali ke sini. Mereka langsung
mempercayakan kepada kami untuk menjaga sekolah ini selama mereka pergi. Maka tinggallah kami berdua
bersama dengan Wanda yang masih terkunci di dalamnya.

Pintu gerbang sekolah telah kami rantai dan dipasang gembok sehingga orang-orang menyangka pastilah sudah
tidak ada aktifitas atau orang lagi didalam gedung ini. Pak Heru sang supir yang menjemput Wanda pastilah berpikiran bahwa Wanda telah pulang, setelah melihat keadaan sekolah itu. Kupandang lagi tubuh Wanda yang lunglai itu, badannya bergetar karena rasa takutannya yang teramat sangat . Hujanpun mulai turun, ruangan didalam bangsal olah raga semakin gelap gulita angin dinginpun bertiup masuk kedalam bangsal itu, Tono
menyalakan satu buah lampu TL persis diatas kami, sehingga cukup menerangi bagian disekitar kami saja.
Kuhisap kembali dalam-dalam rokokku dan setelah itu kumatikan. Mulailah kubuka bajuku satu per satu,
hingga aku telanjang bulat. Batang kemaluanku telah berereksi sejak meringkus Wanda di teras sekolah
tadi. ?Gue dulu ya?.?, ujarku ke Tono. ?Ok boss?.?, balas Tono sambil kemudian berjalan meninggalkan aku
keluar bangsal. Kudekati tubuh Wanda yang tergolek dilantai, kuraba-raba punggung gadis itu, kurasakan
detak jantungnya yang berdebar keras, kemudian tanganku turun hingga bagian pantatnya yang sekal itu,
kuusap-usap pantatnya dengan lembut, kurasakan kenyal dan empuknya pantat itu sambil sesekali kutepok- tepok.

Baca JUga Cerita Sex Keponakan Bapak KOst

Badan Wanda kembali kurasakan bergetar, tangisnya kembali terdengar, sepertinya dia kembali memohon
sesuatu, akan tetapi karena mulutnya masih tersumbat suaranyapun tidak jelas dan aku tidak
memperdulikannya. Dari pantat wanda, tanganku turun kebawah diantara lututnya dan kemudian menyelusup
masuk kedalam roknya terus naik keatas kebagian tengah pahanya. Kurasakan lembut dan mulus sekali paha
Wanda ini, kuusap-usap lembut menuju keatas hingga kebagian pangkal pahanya yang masih ditutupi celana
dalam katunnya. Karena sudah tidak tahan lagi, kemudian aku posisikan tubuh Wanda kembali menungging ,
dengan kepala menempel dilantai, kedua tangannya masih terikat kebelakang. Aku singkapkan ke atas rok
seragam abu-abu SMUnya sampai sepinggang. Waw indah nian gadis ini? gunamku sambil melototi paha dan
pantat sekal gadis ini. Kemudian aku lucuti celana dalamnya yang berwarna putih itu, terlihatlah dua
gundukan pantat sekal gadis ini yang putih bersih tertimpa sorot lampu.

Sementara Wanda terus menangis .ku posisikan diriku berlutut menghadap ke pantat gadis itu, kurentangkan
kedua kakinya melebar sedikit. Dengan jari tengahku, aku coba meraba-raba selangkangan gadis ini. Disaat
jari tengahku menempel pada bagian tubuhnya yang paling pribadi itu, tiba-tiba tubuh gadis ini mengejang.
Mungkin ini pertama kali kemaluannya disentuh oleh tangan lelaki. Disaat kudapatkan bibir kemaluannya
kemudian dengan jariku , aku kobel dan colok lobang kemaluannya. dengan maksud agar keluar sedikit cairan
kewanitaannya dari lobang kemaluannya itu. Tubuh wanda seketika itu menggeliat-geliat disaat kukorek-
korek lobang kemaluannya, suara desahan-desahanpun terdengar dari mulut Wanda, benar saja tidak lama
kemudian kemaluannya mulai basah oleh cairan lendir yang keluar dari lobang vaginanya. Segera kucabut
jari tengahku dan kubimbing ujung kepala batang kemaluanku dengan tangan kiri kearah bibir vagina Wanda.

Dan? ?Hmmmpphhhh???, terdengar rintihan dari mulut Wanda disaat kulesakkan batang kemaluanku diantara
bibir vaginanya. Dengan sekuatnya aku mulai mendorong-dorong batang kemaluanku masuk kelobang memeknya.
Rasanya sangat kesat sekali, karena sempitnya lobang kemaluan gadis perawan ini. Aku berusaha terus
melesakkan batang kemaluanku kelobang kemaluannya dengan dibantu oleh kedua tanganku yang kini
mencengkram erat pinggulnya. Kulihat tubuh Wanda mengejang, kepala mendongak keatas dan sesekali
kelojotan menggigil . Aku tahu saat ini dia tengah merasakan sakit dan pedih yang amat sangat. Keringat
terus mengucur deras membasahi baju seragam sekolahnya, namun harum wangi tubuhnyanya masih terus tercium
semerbak , membuat segarnya aroma Wanda saat itu, rintihan-rintihan terdengar dari mulutnya yang masih
tersumpal itu.

Dan akhirnya setelah sekian lamanya aku terus mencocolkan batang kemaluanku, maka bobolah sudah lobang
kemaluan Wanda. Aku berhasil menanamkan seluruh batang kemaluanku kedalam lobang vaginanya. Kehangatan
disekujur batang kemaluanku terasa menjalar sekujur tubuh, dinding vagina Wanda terasa berdenyut-denyut
seperti mengurut-urut batangku. Sejenak kudiamkan batang kemaluanku tertanam didalam lobang vaginanya,
kunikmati denyutan-demi denyutan dinding vagina Wanda yang mencengkram erat batang kemaluanku.
Selanjutnya kurasakan seperti ada cairan hangat mengalir membasahi batang kemaluanku dan kemudian
melelerh keluar menetes-netes. Ah? merah encer…ternyata itu darah, berarti aku telah merenggut
keperawanan gadis cantik ini. wajah Wanda kembali tertunduk dilantai, desahan nafasnya terdengar keras
dan memburu, badannya sedikit melemas. Setelah itu, aku mulai memompa kemaluanku didalam lobang
vaginanya. Kedua tanganku masih mencengkram erat pinggulnya membantu memaju mundurkan tubuhnya.

Badan Wanda kembali tegang, rintihan kembali terdengar. Semakin lama aku semakin mempercepat gerakanku,
hingga tubuh Wanda tersodok-sodok dengan cepat sesekali, badannya juga menggeliat-geliat. Raut mukanya
meringis-ringis akibat rasa sakit menghunjam selangkangannya. Hujanpun turun makin deras dan aku ingin
menikmati rintihan-rintihan dari gadis ini. Sementara aku terus menyodok-nyodok dari belakang, kuputuskan
untuk membuka gombal yang sedari tadi membekap mulutnya. Dan, ?Aakkk?akkkhh?oohh?.ooh? archh?oohh..?,
suara erangan Wanda kini terdengar, kunikmati suara-suara erotis itu sebagai penghantar diriku yang
tengah menyetubuhi gadis ini. Suaranya menggema diseluruh bangsal olahraga ini, namun masih kalah keras
tertelan oleh suara derasnya hujan diluar. Wanda semakin terlihat kepayahan, tubuhnya melemah namun aku
masih terus menggenjotnya, gerakanku semakin cepat. Bosan dengan posisi itu aku cabut kemaluanku dari
lobang vaginanya dan kulihat darah berceceran membasahi selangkangan wanda dan kemaluanku.

Sejenak Wanda mendesahkan nafas panjang kelegaan , kubalik tubuhnya, dan kini posisi dia terlentang.
Setelah itu kurentangkan kedua kakinya dan kulipat hingga kedua pahanya menyentuh dadanya. Kulihat jelas
kemaluan gadis ini, indah sekali. Bulu-bulunya yang masih jarang-jarang itu tumbuh menghias disekitar
bibir kemaluannya, sekelebatan tercium bau darah segar dan harum memek perempuan yang khas, semakin
menggugah seleraku untuk menyetubuhinya ”Ochh..jangann bang?ampun?bang…ooohh?sakitt t sekali..bang…”,
terdengar Wanda merintih pelan memohon belas kasihan kepadaku. Dengan menyeringai aku tindih tubuh Wanda
itu. Kembali aku benamkan batang kemaluanku didalam lobang vaginanya. ….Aakkhh??, Wanda terpekik matanya
terpejam, roman mukanya kembali meringis kesakitan dikala aku menanamkan batang kemaluanku kedalam lobang
kemaluannya. Setelah itu aku kembali memompakan tubuhku, menggenjot tubuh Wanda.

Batang kemaluanku dengan gaharnya mengaduk aduk, menyodok-nyodok lobang kemaluannya. Tubuh Wanda kembali
tersodok-sodok. Sesekali kuputar-putar pinggulku, yang membuat tubuh Wanda kembali kelojotan, dari bibir
Wanda terdengar desahan-desahan halus ?Ohh….enngghh…..oohh….oh hh…..ngennghh??. Setelah sekian menit
lamanya aku menyetubuhinya, aku merasakan diriku akan berejakulasi. Segera kupeluk kepalanya dan
kucengkram erat dengan kedua tanganku setelah itu irama gerakanku kupercepat. ?Aakkhhh?? akupun mengejan,
otot-otot tubuhku mengeras. Croot?croottt?.croott? akupun berejakulasi, kusemprotkan spermaku didalam
rahimnya. Banyak sekali sperma yang kukeluarkan membanjir menggenagi liang vaginanya hingga meluber
keluar berleleran membasahi pangkal pahanya. Kulihat raut muka Wanda saat itu nampak tegang dan panik,
sinar matanya menunjukkan kekalahan dan kepedihan. Dengan tatapan sayu dia memandangiku disaat aku
mengejan menyemprotkan spermaku yang terakhir.

Baca JUga Cerita Sex Perselingkuhan

Ahh nikmat sekali gadis ini, baru kali ini aku merengut keperawanan seorang gadis kota yang cantik.
Setelah itu akupun merebahkan tubuhku menindih tubuhnya yang lemah, sambil mengatur nafas. Tubuhku
berguncang-guncang akibat dari isakan-isakan tangisnya serta nafasnya yang tersengal-sengal, sementara
itu kemaluanku kubiarkan tertanam didalam lobang kemaluannya. Kubelai-belai rambutnya, kukecup-kecup pipi
dan bibirnya. Terasa lembut sekali bibirnya, kumainkan lidahku didalam mulutnya, sejenak aku bercumbu
mesra dengan Wanda. Dia hanya terisak-isak dengan nafas yang terus tersengal-sengal. Akhirnya kusudahi
permainanku ini, aku bangkit sambil mencabut kemaluanku. ?Ouugghhhh?.?, Wanda merintih panjang saat
kutarik kemaluanku keluar dari lobang vaginanya. Kulihat diselangkangannya telah penuh dengan cairan-
cairan kental dan darah merah jambu membasahi bulu-bulu kemaluannya.

Tono ternyata telah berdiri didekatku, dan rupanya dia telah telanjang bulat menunggu gilirannya,
badannya yang kekar dan tinggi itu nampak semakin sangar dengan banyaknya gambar-gambar tatto yang
menghiasi sekujur dada dan lengannya. akupun menyingkir dari tubuh Wanda yang tergolek lemas dilantai.
Aku ambil jarak beberapa meter dari tubuh Wanda kemudian aku kembali merebahkan tubuhku. Dengan tiduran
terlentang dilantai aku menggali kembali rasa nikmatku setelah melampiaskan nafsuku ke Wanda tadi. Sedang
asyik-asyiknya aku istirahat, terdengar olehku bunyi sesuatu, ?Srett?sreettt?sreett?brett..? diikuti oleh
isak tangis Wanda yang terdengar kembali. Setelah kuperhatikan, oh ternyata Tono dengan sebuah pisau
cutter ditangannya tengah sibuk merobek-robek baju seragam Wanda. Dengan kasarnya Tono mencabik-cabik
baju seragam putih Wanda, termasuk BH putih yang dikenalkannya. Dan akhirnya kini badan Wanda telanjang
tanpa selembar kainpun yang menutupi, kedua buah payudaranya yang putih mulus namun tidak begitu besar
kini terpampang jelas.

Termasuk juga rok abu-abu yang melilit dipinggangnya setelah kusingkap tadi dirobek-robeknya, hanya
sepasang kaos kaki putih setinggi betisnya serta sepatu kets yang masih dikenakannya. Ikatan tali tambang
di pergelangan tangannyapun ikut dibabatnya lepas ?Ouuhh?ammpuunn?bang?ampun??, suara Wanda terdengar
lirih memohon-mohon ampun ke Tono yang sepertinya tengah kalap kerasukan setan itu. Setelah itu dengan
kain gombal yang tadi menyumpal mulut Wanda, Tono membersihkan daerah selangkangan Wanda. Dengan sedikit
kasar Tono mengusap-usap selangkangan Wanda sampai-sampai tubuh Wanda menggeliat-geliat.sedangkan kedua
tangan lentiknya hanya bisa memegangi lengan kekar tono berupaya sekuat yang dia bisa menahan gosokan
gombal di selangkangannya Akupun kembali merebahkan tubuhku, mengatur nafasku serta kunyalakan sebatang
rokok sebagai penghantar istirahatku.

Sementara itu hujan diluar mulai reda, namun angin dingin menusuk berhembus masuk kedalam bangsal tempat
pembantaian Wanda ini. Tiba-tiba sesaat kemudian dikala aku sedang rebahan sambil menikmati rokokku.
Terdengar olehku jerit Wanda yang memilukan bergema ?Aaakkhhhhh…….aaaooochh ..?. Akupun terbangun,
kulihat dari asal suara itu. Ternyata Tono setelah sebelumnya menghaja, memek Wanda , kini tengah
menyodomi Wanda. Posisi Wanda merangkak dengan kepala yang mendongak keatas, bola matanya terbelalak,
wajah cantiknya terlihat miris mengenaskan sekali, mulutnya menganga membentuk huruf ”O” dan Tono berada
dibelakangnya tengah meregangkan otot tubuhnya, menanamkan batang kemaluannya yang besar itu ke dalam
lobang anus Wanda. ”Aakkhh….?”

Tonopun mendesah lepas tatkala dia berhasil menanamkan batang kemaluannya dilobang anus Wanda.
”Aaaaoockh….eeeeccgg……ee erggh, och eeegh…”kembali wanda melenguh seperti orang akan buang kotoran
bersamaan batang kemaluan tono yang besar dan keras itu melesak sampai ke pangkalnya, dan dibiarkan
sejenak mentok di dalam mengganjal anus wanda Sekejab kemudian lubang anus Wanda dihujani sodokan-sodokan
batang kemaluan lelaki kekar bertato itu. Tono melakukannya dengan gerakan yang cepat dan sangat kasar
sampai-sampai tubuh Wanda terdorong-dorong dan tersodok-sodok ke depan dengan keras.Tidak ada lagi suara
rintihan yang keluar dari mulut Wanda mungkin karena suaranya tertahan ditenggorokannya menahan rasa
sakit yang dideritanya, akan tetapi badannya masih kaku menegang, raut mukanya kini meringis-ringis,kedua
belah paha mulusnya tampak menggigil keras seperti kedinginan, mulut wanda masih saja menganga terbuka.

Rasa sakit dan pedih kembali melanda dirinya yang tengah disodomi oleh Tono.kedua bokong bulatnya yang
mulus teregang ditahan tangan kekar lelaki itu. Melihat ini aku kembali terangsang, birahiku kembali
memuncak. Aku bangkit dari rebahanku mendekati mereka berdua. Kemaluanku kembali ereksi melihat keadaan
Wanda yang tengah menderita. Kuamati wajahnya dari dekat dan dia masih terlihat cantik, keringatpun
mengucur deras membasahi wajah cantiknya. Aku dengan posisi berlutut berada didepan wajah Wanda, yang
masih mendongak kesakitan itu, sementara itu seluruh badannya terus tersodok-sodok karena Tono yang
menggenjotnya dari belakang. Kini aku dan Tono berhadap-hadapan sementara Wanda berada ditengah-tengah
kami.

Tonopun menghentikan sejenak genjotannya untuk memberikan kesempatan padaku memposisikan diri. ceritasexhot.org Kuraih batang kemaluanku yang telah berdiri tegak, dan kujejalkan kemulut Wanda yang masih menganga itu. Ah, rasa dingin dan basah menyelimuti sekujur batang kemaluanku tatkala masuk didalam rongga mulut Wanda.
Nikmat rasanya, kurasakan juga kelembutan mulut dan bibirnya disekujur batang kemaluanku.Setelah itu
kembali Tono menggenjot tubuh Wanda dari belakang. Kulirik mata Wanda menjadi semakin sayu, nafasnya
tersengal-sengal, aku hanya berdiri santai saja, karena tubuh Wanda yang bergerak-gerak maju mundur
sebagai akibat sodokan-sodokan Tono yang tengah mulai menyodominya kembali dari belakang, berakibat mulut
berbibir mungil wanda keluarmasuk sendiri mengulum batangku . Kubelai-belai rambutnya yang telah terurai
lepas, sambil kutatap wajah dan sesekali kusapukan tanganku ke punggung dan ke dua buah dada ranumnya
yang menyembul tak seberapa besar namun bulat kencang itu, sedangkan kini sekujur tubuh telanjang wanda
terlihat agak licin seperti belut berkilauan bersimbah keringat.

Makin menggairahkanku memandangnya ?Ahh..ahh?ah??, nikmat sekali rasanya mulut gadis ini, sambil kemudian
memejamkan mata dan menikmati rokok , aku terus merasakan kenikmatan di sekujur batang kemaluanku yang
tengah dikulum keluar masuk rongga mulut Wanda. Tidak lama kemudian Tono semakin cepat menggenjot,
memompa lobang anus Wanda, badannya semakin banyak mengeluarkan keringat, bau tubuhnya semakin kuat
tercium, dan dia sepertinya akan berejakulasi.Benar saja, tubuhnya nampak menggelinjang dan dan menegang,
dari mulut Tono keluar pekikan kecil yang disusul oleh desahan yang penuh dengan kepuasan. Tono pun
menghentikan genjotannya dan mulai berejakulasi dilubang dubur Wanda.Setelah itu badan Tono rebahan
disamping badan Wanda..tetapi posisiku masih tetap seperti semula, kini kemaluanku malah tertanam dalam
kuluman nikmat mulut wanda sampai ke pangkalnya .

Kubuang rokokku dan dengan kedua tanganku kuraih kepala Wanda, kini dengan gerakan tanganku kepala Wanda
ku maju-mundurkan paksa . ”Ah?nikmat rasanya…”, kemaluanku seperti dipijit-pijit dengan mulut Wanda,
bibir sensualnya melingkari batang kemaluanku, memberi rasa nikmat tersendiri, kurasakan pula lidahnya
melingkupi kepala batang kemaluanku, ah nikmatnya penuh sensasi. Setelah sekian lama menikmati itu,
tiba-tiba kembali aku merasa akan berejakulasi, maka kugerakkan kepalanya semakin cepat untuk mengulum
batang kemaluanku. Dan, akupun berejakulasi didalam mulut Wanda, spermaku memancar keluar membasahi mulut
hingga tenggorokannya sampai-sampai meleleh keluar darisudut bibirnya. Rasa nikmat yang tiada taranya
kembali melanda sekujur tubuhku. Kucabut batang kemaluanku dari mulutnya, ”Uhuk…Huk….Och… uch Wanda
terbatuk-batuk seperti akan muntah, samar-samar kulihat mulutnya penuh dengan cairan-cairan lendir kental
sampai membuat mulutnya nampak mengkilat karena belepotan cairan sperma.

Wajahnya yang lesu dan lemah sejenak memandangku dengan tatapan mata sayu penuh dengan keputus-asaan
serta air mata yang kembali meleleh. Kemudian sempoyongan dia terjatuh lunglai dilantai, tubuh mulus
bugilnya tertelungkup hanya suara nafasnya yang terdengar menderu-deru tersengal-sengal dan sesekali
isakan-isakan tangisnya. Aku kembali merebahkan tubuhku disamping Wanda, akhirnya jatuh tertidur. Tidak
lama rupanya aku tertidur, dan kemudian terjaga setelah kembali telingaku menangkap suara erangan-erangan
dan rintihan-rintihan. Setelah aku terjaga, ternyata Tono tengah menyetubuhi lagi wanita indah itu..Tubuh
telanjang Wanda yang masih saja hanya mengenakan sepasang kaos kaki dan sepatu kets itu kini terlentang
meregangkan kedua belah pahanya ditunggangi majumundur oleh Tono.

Dengan garangnya Tono menggenjot tubuh Wanda yang tergolek lemah , iramanya cepat dan kasar sekali, tubuh
lemah Wanda kembali terguncang-guncang. Kini nampak roman muka Wanda telah lunglai pucat sepertinya
hampir pingsan, beberapa saat masih kudengar suara rintihan lemah yang keluar dari mulut Wanda namun kini
suara itu hilang senyap sama sekali. Tidak lama kemudian Tonopun berejakulasi, kembali rahim Wanda
disiram dan dipenuhi oleh cairan sperma. Wanda nampak tidak sadarkan diri dan pingsan. Waktu sudah
menunjukkan pukul 10 malam, 4 jam lamanya kami memperkosa Wanda. Kini tibalah waktu kami untuk angkat
kaki,.Setelah kami berpakaian rapi kemudian tubuh Wanda aku pondong dari ruang aula menuju ke ruang
gudang dibagian paling belakang sekolah ini. Kami rebahkan gadis cantik primadona sekolah ini disana.

Disisinya kami onggokkan baju seragam sekolah, tas serta HP miliknya yang sedari tadi terus berbunyi.Kini
gadis jelita itu, masih terkulai pingsan didalam gudang yang kotor, nafasnya teratur seperti tidur
saja.Sekujur kulit mulus tubuh telanjangnya dipenuhi dengan bekas ceceran cairan sperma yang mulai
mengering, juga darah yang nampak masih menetes dari lubang anusnya sebagai akibat sodomi Tono tadi.
Kemaluannyapun terlihat kemerahan dan membengkak. Puas sudah kami memperkosanya. Tepat pukul 11 malam
setelah berkemas dan menghilangkan jejak , kamipun pergi meninggalkan gedung sekolah ini, berjalan menuju
ke pelabuhan dikota ini untuk menumpang kapal yang entah kemana membawa kami, menuju ke seberang sana, ke
suatu tempat yang jauh dari sini.- Cerita Sex, Cerita Sex Terbaru, Cerita Sex Dewasa.